Assalamualaykum
universe ^^,
Kali ini aku mau berbagi pengalaman selama PTT Daerah di Halmahera Utara. Semoga bermanfaat ☺
Kali ini aku mau berbagi pengalaman selama PTT Daerah di Halmahera Utara. Semoga bermanfaat ☺
Pengalaman
PTT Daerah Halmahera Utara -PART
1-
4
April 2017
06.30 WIB Berangkat
menuju bandara Juanda Surabaya (SUB) bersama adik nomor 2 (Furqan) dan orang
tua. 07.00 WIB Sesampainya di Juanda, aku dan adik berpamitan dan berpisah
dengan orangtua. Ohya aku berangkat ke Halmahera ditemani adik, takutnya butuh
sesuatu atau apa gitu, daripada sendirian bawa barang-barang di tempat asing
kan juga menakutkan. Yah sekalian menemani masa adaptasi awal di sana nanti.
Nah berhubung aku dan adik belum pernah naik pesawat sebelumnya, alhasil kita
menjadi ahli bertanya. Namun tetap saja ada yang tipu-tipu.
Aku bertanya ke orang
yang pakai seragam -belakangan baru tahu kalau itu bukan seragam pegawai
bandara- dimana tempat check in bagasi. Lalu dia membawa koperku ke atas sebuah
mesih (mirip meja). Aku pikir itu alat untuk nimbang berat koper, ternyata itu
alat yang mengeluarkan semacam tali untuk pengikat koper. Aku masih belum
paham. Aku tanya ke petugas berseragam itu, saya tambah berapa harga
bagasinya?. Dia bilang Rp40.000. Setelah aku bayar aku diarahkan ke loket nomor
12 atau 21 ya, aku lupa. Nah disinilah sebenarnya tempat check in bagasi yang
sebenarnya.
Saat aku tanya nambah bagasi berapa, petugas di sana menjawab kalau
aku tidak perlu membayar, karena masih dalam batas free yang diberikan maskapai.
Lah, terus bayar di petugas yang tadi itu apa dong. Ternyata itu adalah biaya
pengamanan bagasi. Ya Allah. Padahal koperku sudah dikunci rapat. Jadi
buang-buang uang kan. Aku lihat sekeliling, hampir ngga ada koper penumpang
lain yang diikat dengan tali seperti punyaku. Mungkin aku lagi apes. Semoga
teman-teman yang baru pertama kali naik pesawat sepertiku bisa belajar dari
pengalaman ini. Hehe.
Ibuku minta agar selalu
mengabadikan setiap perjalanan. Mungkin ini berguna bagi yang pertama kali naik
pesawat. Berikut dokumentasi dan alur setelah masuk bandara Juanda untuk tujuan
lokal.
Check in tiket dan bagasi |
Setelah check in akan mendapatkan boarding pass.
Boarding Pass |
Selanjutnya menuju Gate
3-4, sesuai yang tertulis pada tiket dan boarding pass.
Gate 3-4 |
Setiap memasuki ruangan
check in atau gate, harus melewati pemeriksaan scan (yang kedua kali, setelah sebelumnya di pintu masuk awal).
Laptop dikeluaran dari
tas, diletakkan pada nampan, selanjutnya diletakkan pada scanner berjalan. HP
dan dompet dimasukkan tas. Sabuk, topi dan jaket diletakkan pada nampan lalu
scanner berjalan.
Ruang Tunggu Gate 3-4 |
Landasan (tampak dari dalam ruang tunggu) |
Setelah ada panggilan nomor penerbangan kita, maka siap untuk menuju pesawat. Jangan coba-coba datang mepet jadwal penerbangan ya, karena Gate akan ditutup, meskipun kamu sudah check in tiket.
Bis penumpang untuk mengantar menuju pesawat |
Porsi berdiri lebih banyak daripada duduk |
Naik bis hanya 3 menit sudah sampai pesawat |
Bagian
dalam pesawat, nomor kursi ada diatas kursi, tepatnya di bagasi atas kursi.
Nanti diarahkan sama pramugarinya.
Wefie dulu sama adik. Harap maklum, pertama kali naik pesawat. Hehe. |
11.50
WITA Kami transit di Bandara Sam Ratulangi Manado (MDC). And Delay selama 1
jam. Ditambah bekal makanan kami tertinggal di pesawat. Sepertinya jatuh di
bawah kursi, tapi kami tidak sadar kalau jatuh. Jadi kami beli lagi suplay gizi
di bandara. Ya tahu sendiri harganya pasti berbeda, hehe.
14.00
WITA berangkat menuju Galela
16.10
WIT Tiba di Bandara Galela (GLX). Kami berdua dijemput pegawai puskesmas. Yap
sesuai dugaan, dijemput dengan mobil Ambulans. Kami menuju ibukota kabupaten
Halmahera Utara, yaitu Tobelo. Kami menginap di hotel yang telah disiapkan oleh
dinkes Halmahera Utara.
Karena
kelaparan, kami makan dulu. Kami memilih warung nasi yang sekiranya memiliki
menu masakan Jawa. Dan benar saja ternyata penjualnya asli Lamongan, Jawa
Timur. Kota tetangga, hihi. Jam 18.00 WIT disini masih terang benderang. Kalau
di Surabaya pasti sudah gelap ini.
Disini semi prasmanan. Bertiga
habisnya 87.000. dimana kalau dibandingkan dengan warung nasi di Surabaya
mungkin sekitar 50.000. Belakangan baru tahu, kalau selain ikan, harga bahan
makanan disini lebih mahal dibanding di Jawa.
Irfan, yang menjemput kami (sebelah kanan duduk sendiri) |
Setelah makan, Irfan pulang ke Galela dan kami kembali ke hotel. Kami istirahat. Meskipun di pesawat hanya duduk-duduk saja, tapi melelahkan juga. Selamat beristirahat.