Wednesday, May 24, 2017

Pengalaman ke Rumah Adat Hibualamo, Meriam Peninggalan Perang Dunia 2, Tugu Hibualamo, dan Masjid Raya yang ada di Tobelo, Halmahera Utara

Pengalaman PTT Daerah Halmahera Utara -PART 2-

05 April 2017
            Pagi hari, masih di hotel di Tobelo, alarm hp terpasang jam04.00. Saya terbangun. Padahal itu alarm masih WIB, jadi kalau dikonversi masih pagi buta di sini. Bangun tidur kehausan. Di sana sudah disediakan air mineral produksi lokal. Rasanya sedikit beda, tapi maaf tidak bisa menjelaskan. Setelah itu lanjut tidur lagi. Adzan subuh jam 05.00 WIT.

Air mineral produksi lokal

Setelah sedikit terang, saya dan adik jalan-jalan ke sekeliling hotel. Kebetulan di dekat hotel ada tugu hibualamo. Jalan kaki 5 menit, sampai lah di tugu. Dibuat di tengah jalan sebagai bundaran.
Tugu Hibualamo

Jalan lagi, nyebrang ke kanan dari tugu. Ada replika rumah adat Hibualamo. Kami masuk ke dalamnya. Namanya juga replika, jadi dalamnya bukan interior rumah adat yang sesungguhnya, melainkan suatu mini panggung lengkap dengan kursi penonton. Sepertinya replika rumah adat ini menjadi mini gedung teater atau gedung pertemuan.
Replika Rumah Adat Hibualamo

Di bagian samping kiri dari rumah adat terdapat meriam peninggalan perang dunia kedua. Kalau yang ini asli, bahkan sampai berkarat dan tidak terawat. Berdekatan dengan sampah.
Meriam peninggalan perang dunia kedua

 Kami jalan-jalan lagi, suasana pagi di Tobelo masih sepi. Belum banyak kendaraan berlalu-lalang. Paling hanya anak-anak sekolah dan bentor. Kami kembali lagi ke sekitar hotel, jalan sekitar 5 menit, tidak jauh di belakang hotel ada masjid Raya Tobelo.
Suasana jalanan pagi hari di Tobelo

Masjid Raya Tobelo

Matahari mulai terik, dan kendaraan mulai ramai. Kurang efektif dibuat jalan kaki. Kami memutuskan kembali ke hotel. Sarapan sudah disiapkan. Sarapan nasi bungkus. Menunya nasi kuning, kering singkong dan ikan tuna goreng. Lumayan lah. Meski masih enak rasa nasi kuning di jawa, atau karena lidah saya memang lidah jawa, hehe.. Tidak lupa ngelist objek wisata apa aja yang ada di Halmahera Utara. Lihat peta yang tertempel di hotel.
Peta Objek Wisata Halmahera Utara

Jam10.00 WIT saya janjian sama pak Ivan dinkes Tobelo untuk menyerahkan berkas-berkas PTT. Tapi sudah jam10.15 belum ada jemputan. Saya telepon tidak diangkat. Akhirnya memutuskan naik bettor (becak motor) dengan tarif 5.000/orang. Minta diantar meuju dinkes. Sampai sana beliau belum ada. Saya lihat jam di ruangan ternyata belum jam10. Jam di dinding ruangan masih jam09.30. Jadi lah saya menunggu disana. Tak lupa utak-atik hp supaya menunjukkan WIT. Akhirnya saya set up dengan Waktu Seoul/Tokyo (GMT +9).

Dinas Kesehatan Halmahera Utara

Setelah menyerahkan berkas dan bertemu pak Ivan. Saya kembali ke hotel. Packing. Siap-siap menuju tempat tugas di Galela. Sebelum berangkat diajak makan siang dulu.

Menu makan siang

Menunya ikan bakar, tumis kangkung, kasbi rebus (semacam singkong yang direbus bersama santan), dan dabu-dabu mentah (ini kalau di jawa, kami menyebutnya sambal dabu-dabu, padahal dabu-dabu sudah bermakna sambal disini). Rasanya enak semua. Setelah selesai makan, langsung bertolak menuju Galela.

No comments:

Post a Comment